Kreatifisme dalam Bahasa Indonesia: Fungsi Imbuhan –an
>> Selasa, 29 September 2009
Secara grammatikal, bahasa Indonesia jauh lebih sederhana dibandingkan dengan bahasa-bahasa yang popular di dunia, seperti Bahasa Inggris, Perancis, Jerman, Cina, Jepang, dan Arab. Contoh kesederhanaan yang mudah dilihat adalah ketiadaan tenses atau kata kerja yang berkaitan dengan waktu dan subyek, sebagaimana dijumpai di Bahasa Arab dan bahasa-bahasa yang terbagung dalam Bahasa Indo-Eropa. Akan tetapi, dengan adanya kesederhanaan gramatikal tersebut justru memudahkan penyerapan dan pembuatan kata-kata baru di dalam bahasa indonesia. Kata-kata baru dari bahasa asing dengan mudah dapat diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kata-kata baru, sehingga jumlah kosakata bahasa Indonesia dapat bertambah dengan cepat dan dapat diingat dengan mudah oleh para penggunanya.
Imbuhan–an dalam bahasa Indonesia merupakan salah satu alat yang ampuh untuk membantu menyerap kata baru dari bahasa asing. Imbuhan –an sering digunakan membentuk kata benda dari kata kerja, seperti “ketuk” menjadi “ketukan”, atau menyatakan kemiripan, seperti “mobil”, menjadi “mobil-mobilan”, tempat, seperti “belok” menjadi “belokan”, dan hasil, seperti “simpul” menjadi “simpulan”.
Dari bahasa asing, kata-kata SMS, Friendster, dan Facebook dapat diserap ke dalam bahasa Indonesia dan diubah menjadi kata-kata baru, yaitu “SMS-an”, “friendster-an” atau “FS-an”, “YM” (Yahoo Messenger) menjadi “YM-an”dan “facebook-an“ atau “FB-an”. Proses kreatif dalam penyerapan kata benda dari bahasa asing dengan pemberian akhiran-an telah mempermudah proses penyerapan kata asing sehingga semakin popular. Imbuhan-an lebih sering digunakan dalam bahasa informal karena digunakan untuk mengurangi kekakuan dan kekuarang efektifan komunikasi verbal sebagaimana yang sering terjadi dalam bahasa ragam formal. Imbuhan-an menyebabkan kata-kata asing tersebut menjadi kata-kata serapan yang bercita rasa Indonesia.
Misbakhul Munir S.Pd
Guru SD Al Azhar Syifa Budi Solo
Secara grammatikal, bahasa Indonesia jauh lebih sederhana dibandingkan dengan bahasa-bahasa yang popular di dunia, seperti Bahasa Inggris, Perancis, Jerman, Cina, Jepang, dan Arab. Contoh kesederhanaan yang mudah dilihat adalah ketiadaan tenses atau kata kerja yang berkaitan dengan waktu dan subyek, sebagaimana dijumpai di Bahasa Arab dan bahasa-bahasa yang terbagung dalam Bahasa Indo-Eropa. Akan tetapi, dengan adanya kesederhanaan gramatikal tersebut justru memudahkan penyerapan dan pembuatan kata-kata baru di dalam bahasa indonesia. Kata-kata baru dari bahasa asing dengan mudah dapat diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kata-kata baru, sehingga jumlah kosakata bahasa Indonesia dapat bertambah dengan cepat dan dapat diingat dengan mudah oleh para penggunanya.
Imbuhan–an dalam bahasa Indonesia merupakan salah satu alat yang ampuh untuk membantu menyerap kata baru dari bahasa asing. Imbuhan –an sering digunakan membentuk kata benda dari kata kerja, seperti “ketuk” menjadi “ketukan”, atau menyatakan kemiripan, seperti “mobil”, menjadi “mobil-mobilan”, tempat, seperti “belok” menjadi “belokan”, dan hasil, seperti “simpul” menjadi “simpulan”.
Dari bahasa asing, kata-kata SMS, Friendster, dan Facebook dapat diserap ke dalam bahasa Indonesia dan diubah menjadi kata-kata baru, yaitu “SMS-an”, “friendster-an” atau “FS-an”, “YM” (Yahoo Messenger) menjadi “YM-an”dan “facebook-an“ atau “FB-an”. Proses kreatif dalam penyerapan kata benda dari bahasa asing dengan pemberian akhiran-an telah mempermudah proses penyerapan kata asing sehingga semakin popular. Imbuhan-an lebih sering digunakan dalam bahasa informal karena digunakan untuk mengurangi kekakuan dan kekuarang efektifan komunikasi verbal sebagaimana yang sering terjadi dalam bahasa ragam formal. Imbuhan-an menyebabkan kata-kata asing tersebut menjadi kata-kata serapan yang bercita rasa Indonesia.
Misbakhul Munir S.Pd
Guru SD Al Azhar Syifa Budi Solo
0 komentar:
Posting Komentar